“Wonderfull Indonesia” memang sebuah jimat yang
ampuh dan pantas sebagai julukan negeri bumi pertiwi ini. Keindahan yang
tertata secara apik membuat nuansa pesona negeri ini menjadi cerminan surga
dunia. Bagai mana tidak, semua tersedia di sini mulai dari keindahan alam,
keanekaragaman hayati hingga budaya tersimpan di lumbung kekayaan Indonesia.
Indonesia yang
mempesona kali ini dapat dikata sedang dalam keadaan krisis sebagaimana banyak
diungkapkan pada berita-berita yang saya jadikan kliping sebelumnya. Banyak
penggerusan budaya dari luar yang secara tajam mematikan eksistensi budaya Indonesia secara perlahan.
Namun, saya
salut akan tindakan beberapa pemuda negeri yang peduli dengan Indonesia.
Beberapa waktu lalu saya membaca sebuah berita Koran yang akhirnya saya jadikan
salah satu judul kliping sebelumya. Dimana banyak sekali pameran-pameran float Indonesia yang diselenggarakan di
Pasadena, California. Amerika serikat. Kegiatan itu semacam pawai dan Indonesia
ikut serta untuk mengharumkan Indonesia atas nama bumi pertiwi ini.
Kegiatan
tersebut sangat positif menurut saya. Dimana melalui kegiatan semacam parede
seperti itu maka diharapkan Indonesia makin dikenal dunia. Menurut pemberitaan,
mengenai pemberitaan parade di California itu mendapatkan decak kagum dari para
wisatawan Amerika Serikat. Dalam berita itu juga diutarakan bagaimana reaksi
masyarakat Amerika atas keindahan budaya Indonesia. Walaupun secara langsung
saya tidak menyaksikannya. Tapi melalui pembaaan pemberitaan tersebut
setidaknya membuat sedikit lega dengan kondisi budaya Indonesia.
Berbicara
mengenai budaya Indonesia yang elegan.
Sebenarnya telah ada dan sudah banyak dikenal dunia. Keanekaragam budaya di
Indonesia bahkan telah membuat bangsa asing mengagumi akan keberadaan
Indonesia. Kita bisa melihat bagaimana setiap tahunnya para wisatawan asing
berkunjung ke Indonesia dengan sejuta komentar kekagumannya.
Hanya saja yang
menjadi masalah saat ini, adalah faktor internal yang timbul pada masyarakat
Indonesia sendiri. Memang benar apa yang dipaparkan pada kliping yang saya
temple sebelumnya bahwa kesadaran akan sejarah dan budaya yang minim pada
pendidikan formal ikut serta mempengaruhi keberlangsungan kehidupan berbudaya.
Dimana
pengajaran pendidikan kebudayaan dan seni telah termajinalkan. Dengan hanya
bertumpu pada 2 jam pelajaran saja setiap mingguya. Dan tidak adanya atau
minimnya pengajaran budaya yang bersifat extern
diluar pendidikan di sekolah.
Kondisi semacam
ini di perparah lagi dengan kesadaran kesejarahan masa lalu yang semakin terlupakan
dan tetntu kesadaran akan kesejarahan kurang di perhatikan masyarakat. Mengapa
hal ini bias terjadi? Saat ini program pendidikan formal berjalan dengan
sepihak saja dalam arti, banyak pendidikan jaman sekarang lebih memproriataskan
masa kekinian. Dimana para orang terdidik di tuntut untuk hanya sukses di masa
kekinian. Dengan kesadaran yang minim serta melupakan perjalanan sejarah masa
lalu.
Maraknya kasus
korupsi saat ini sebenarnya ialah dampak dari penggerusan makna pendidikan,
sejarah, dan kebudayaan tentunya fenomena korupsi saat ini adalah cermin dari
orang-orang yang sebenarnya lupa akan sejaran dan budaya dahulu.
Padahal, masa
kekinian untuk berhsil dan sukses di masa depan itu terbangun dari sebuah masa
silam sejarah. Potert masa lalu, potert sejarah yang lalu, itu sebenarnya ialah
pondasi awal pembangunan. Di mana melalui sejarah seharuanya setiap orang tidak
akan mengulang masa-masa yang pahit yang pernah terjadi sebelumnya.
Solusi yang
harus segera ditindak-lanjuti ialah adanya infrastruktur seni dan budaya yang
sekarang ini keadaannya compang-camping. Melalui pratek langsung kedalam
penerjunan kebudayaan yang harus di tingkatkan. Selain itu usaha mengadakn
parade, karnival, pameran dan lain sebagianya di Indonesia sendiri juga harus
di tingkatkan.
Seprti yang
pernah dilakukan melalui aksi Solo Batik Carnifal (SBC) yang pembahasannya itu
juga saya angkat di kliping saya sebelumnya. Dimana melalui kegiatan karnifal tahunan
di dalam negeri seperti Solo Batik Carnafal itu dapat membangkitkan rasa cinta
akan budaya sendiri.
NB : Mohon Maaf Untuk Soft-copy Kliping Menyusul Lain Waktu