Lima Faktor
Terjadinya Pemberontakan
Kafir Quraisy
Terhadap Rasulullah SAW
Kawan-kawan
seiman yang berbahagia. Pada kali ini saya akan mencoba membahas sedikit
mengenai hikmah yang dapat kita petik dari peristiwa sejarah pemberontakan
kafir Quraisy terhadap Rasulullah SAW. Di mana pada saat itu dakwah Rasulullah
semakin bertambah keberhasilannya. Pengikutnya semakin banyak, akan tetapi di
lain pihak juga bertambahnya tantangan keras dari kafir Quraisy semakin
menjadi-jadi,
Menurut
beberapa sumber mengatakan ada lima faktor yang mempengaruhi kenapa kafir Quraisy
memusuhi Muhammad SAW lebih berat pada saat dakwah Muhammad mulai tampak
keberhasilannya.
Pertama karena
pada saat itu kaum kafir Quraisy tidak dapat membedakan antara kekuasaan dengan
kenabian. Mereka mengira dengan tunduk kepada Muhammad, berarti mereka tunduk
kepada Bani Abdul Mutholib. Padahal tidak demikian. Kesimpulan dari faktor
pertama ini berarti kenabian Muhammad itu tidak sama dengan kekuasaan. Ini
menjadi pelajaran bagi kita bahwa kebaikan dari Allah SAW tidak serta merta
menjadikan sebuah kekuasaan politik. Singkatnya, kebaikan yang di seru oleh
Rasulullah itu jauh dari tujuan politik.
Kedua
nabi Muhammad menyerukan persamaan hak antara kaum bangsawan dengan kaum hamba
sahaya. Pada waktu itu kaum kafir Quraisy tidak menyetujui akan hal ini. Karena
politik kafir Quraisy pada waktu itu adalah bangsawan menjadi penguasa atas
rakyat yang berkelas bawah. ini menjadikan kita pelajaran bahwa hakikat
keberadaan manusia itu sama semua. Tidak ada kesenjangan sosial. Muhammad
mencontohkan hal demikian memang benar. Supaya tata kehidupan manusia di bumi
ini saling menghormati. Karana yang membedakan manusia itu adalah hanya tingkat
keimanannya kepada Allah SWT, bukan dari ras, suku atau kaya miskinnya
seseorang…
Ketiga para
pemimpin kafir Qurisy tidak dapat menerima ajaran tentang kebangkitam kembali
dan hari pembalasan di Akhirat. Hal ini seakan-akan mencerminkan bahwa orang
kafir Quraisy takut hal itu akan terjadi apabila ia mengikuti ajaran Rasulullah
SAW.
Keempat
taqlid kepada nenek moyang ialah hal yang telah berurat akar pada bangsa Arab.
Kelima
pemahat dan penjual patung memandang Islam sebagai penghalang rizki. Karena memang
sesunggunya dalam Islam tidak di perbolehkan seseorang melukiskan benda hidup
ciptaan Allah. Dan juga pada saat itu banyak kafir Quraisy melakukan pendekatan
diri kepada tuhan dengan cara menyembah patung atau berhala. Maka disitulah
sebenarnya akhlaq mereka hendak diperbaiki oleh Rasulullah SAW. Bahwa yang hak
untuk di sembah itu hanyalah Allah, bukan sebuah patung…
Sumber : 1) Buku Sejarah & Peradaban Islam Karya Dr. Badri Yatim, M.A
2) Buku Sejarah & Kebudayaan Islam Karya Prof. Dr. A. Syalabi
3) Sumber lisan dari Dosen Sejarah & Kebudayaan Islam, Fak. Adab
& Ilmu Budaya, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Ibu Dra. H. Ummi
Kulstum, M. Hum
Tidak ada komentar:
Posting Komentar