Senin, 23 Januari 2012

Lima Faktor Terjadinya Pemberontakan
Kafir Quraisy Terhadap Rasulullah SAW
Kawan-kawan seiman yang berbahagia. Pada kali ini saya akan mencoba membahas sedikit mengenai hikmah yang dapat kita petik dari peristiwa sejarah pemberontakan kafir Quraisy terhadap Rasulullah SAW. Di mana pada saat itu dakwah Rasulullah semakin bertambah keberhasilannya. Pengikutnya semakin banyak, akan tetapi di lain pihak juga bertambahnya tantangan keras dari kafir Quraisy semakin menjadi-jadi,
Menurut beberapa sumber mengatakan ada lima faktor yang mempengaruhi kenapa kafir Quraisy memusuhi Muhammad SAW lebih berat pada saat dakwah Muhammad mulai tampak keberhasilannya.
Pertama karena pada saat itu kaum kafir Quraisy tidak dapat membedakan antara kekuasaan dengan kenabian. Mereka mengira dengan tunduk kepada Muhammad, berarti mereka tunduk kepada Bani Abdul Mutholib. Padahal tidak demikian. Kesimpulan dari faktor pertama ini berarti kenabian Muhammad itu tidak sama dengan kekuasaan. Ini menjadi pelajaran bagi kita bahwa kebaikan dari Allah SAW tidak serta merta menjadikan sebuah kekuasaan politik. Singkatnya, kebaikan yang di seru oleh Rasulullah itu jauh dari tujuan politik.
Kedua nabi Muhammad menyerukan persamaan hak antara kaum bangsawan dengan kaum hamba sahaya. Pada waktu itu kaum kafir Quraisy tidak menyetujui akan hal ini. Karena politik kafir Quraisy pada waktu itu adalah bangsawan menjadi penguasa atas rakyat yang berkelas bawah. ini menjadikan kita pelajaran bahwa hakikat keberadaan manusia itu sama semua. Tidak ada kesenjangan sosial. Muhammad mencontohkan hal demikian memang benar. Supaya tata kehidupan manusia di bumi ini saling menghormati. Karana yang membedakan manusia itu adalah hanya tingkat keimanannya kepada Allah SWT, bukan dari ras, suku atau kaya miskinnya seseorang…
Ketiga para pemimpin kafir Qurisy tidak dapat menerima ajaran tentang kebangkitam kembali dan hari pembalasan di Akhirat. Hal ini seakan-akan mencerminkan bahwa orang kafir Quraisy takut hal itu akan terjadi apabila ia mengikuti ajaran Rasulullah SAW.
Keempat taqlid kepada nenek moyang ialah hal yang telah berurat akar pada bangsa Arab.
Kelima pemahat dan penjual patung memandang Islam sebagai penghalang rizki. Karena memang sesunggunya dalam Islam tidak di perbolehkan seseorang melukiskan benda hidup ciptaan Allah. Dan juga pada saat itu banyak kafir Quraisy melakukan pendekatan diri kepada tuhan dengan cara menyembah patung atau berhala. Maka disitulah sebenarnya akhlaq mereka hendak diperbaiki oleh Rasulullah SAW. Bahwa yang hak untuk di sembah itu hanyalah Allah, bukan sebuah patung…
Sumber : 1) Buku Sejarah & Peradaban Islam Karya Dr. Badri Yatim, M.A
              2) Buku Sejarah & Kebudayaan Islam Karya Prof. Dr. A. Syalabi
              3) Sumber lisan dari Dosen Sejarah & Kebudayaan Islam, Fak. Adab & Ilmu Budaya, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Ibu Dra. H. Ummi Kulstum, M. Hum

Tidak ada komentar:

Posting Komentar